Junior T. Siahaan
Kebangkitan Nasional merupakan momen bersejarah yang sangat penting bagi Indonesia karena menandai perubahan arah perjuangan rakyat dari bentuk fisik menuju pendekatan yang lebih intelektual dan politis. Peristiwa ini diawali dengan berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908, yang menjadi simbol munculnya kesadaran nasional bersama akan pentingnya membentuk identitas kebangsaan dan meraih kemerdekaan melalui jalur pendidikan, organisasi sosial, serta pemikiran yang lebih maju. Dalam proses tersebut, generasi muda memainkan peran kunci sebagai pendorong utama transformasi sosial dan politik menuju tercapainya kemerdekaan Indonesia (Aji, 2020).
Optimisme 117 Tahun peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada Tahun 2025 merupakan langkah baru untuk terus mempersiapkan sumber daya manusia pemuda pemudi yang tangguh dengan memperjuangkan pemerataan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Sabang sampai Merauke. MBG merupakan taktik jitu strategis Pemerintah dalam mengintervensi pembangunan sumber daya manusia sejak usia muda dengan pendekatan pemberian dukungan gizi.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah inisiatif kebijakan yang dirancang secara strategis oleh Pemerintahan Prabowo Subianto bertujuan untuk memperbaiki kesehatan anak sekolah dan menjamin kelangsungan proses belajar mereka. Program ini sangatlah penting untuk mengatasi ketidaksetaraan gizi, meningkatkan fokus siswa saat belajar, serta menekan angka putus sekolah yang disebabkan oleh minimnya akses terhadap makanan sehat. MBG juga memiliki potensi besar dalam menurunkan prevalensi stunting dan malnutrisi, meningkatkan kehadiran siswa di sekolah, serta mendorong peningkatan prestasi akademik. Lebih jauh, program ini turut mengaktifkan peran masyarakat dalam menyediakan makanan bergizi secara berkesinambungan. Dalam jangka panjang, MBG diharapkan memberi dampak positif terhadap kesehatan anak dan keberhasilan pendidikan mereka (Jangka et al., 2025).
Keterkaitan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2025 dengan gerakan nasional Makan Bergizi Gratis oleh Pemerintah adalah bentuk implementasi kebijakan dari sudut pandang ekonomi politik, refleksi terhadap peran aktif negara dalam melakukan redistribusi sumber daya, intervensi mekanisme pasar, serta memperluas jangkauan kesejahteraan sosial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penyediaan asupan gizi yang memadai, khususnya bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan masyarakat berpenghasilan rendah (Waluyo & Waluyo, 2025).
Dewasa ini pelaksanaan serta eksekusi di daerah-daerah tidak lepas dari dinamika politik yang melibatkan berbagai aktor negara dan non-negara (UMKM), serta dihadapkan pada tantangan terkait pembiayaan dan efektivitas implementasi program. Secara ekonomi, kebijakan ini memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas jangka panjang dan berpeluang menghidupkan demokrasi ekonomi atas hadirnya negara dengan mendukung peran serta kelompok-kelompok UMKM untuk berkontribusi dan berkolaborasi dengan Pemerintah dalam program Makan Bergizi Gratis. Dibutuhkan Collaborative governance sebagai pendekatan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang menekankan kerja sama antara berbagai aktor, baik dari sektor pemerintah, swasta, masyarakat sipil, hingga komunitas lokal dalam pelaksanaan kebijakan program Makan Bergizi Gratis.
Kompleksitas permasalahan yang timbul dalam praktek di lapangan tidak dapat diselesaikan secara efektif hanya oleh satu pihak saja. Kita tidak lagi saling tuduh-menuduh dan menyalahkan satu sama lain. Collaborative governance adalah jawaban dari nilai yang menjadi bagian dari hasil refleksi historis Hari Kebangkitan Nasional. Program Makan Bergizi Gratis diharapkan membuat semua pihak terlibat berbagi tanggung jawab, sumber daya, dan wewenang, serta berinteraksi secara terbuka dalam dialog yang setara serta demokratis untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan program Makan Bergizi Gratis harus disertai dengan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi aktif masyarakat sebagai bentuk kesadaran nasional dalam berbangsa dan bernegara.
Referensi
Aji, R. H. S. (2020). Kebangkitan Nasional: Merawat Nasionalisme Kaum Muda Indonesia. ADALAH, 4(1), 205–212. https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/adalah/article/view/15806
Jangka, D., Program, P., Gratis, M. B., Kesehatan, T., Pendidikan, K., Cenderawasih, U., Jayapura, U. T., Wulandari, L., & Sawir, M. (2025). Dampak Jangka Panjang Program Makan Bergizi Gratis terhadap Kesehatan dan Keberlanjutan Pendidikan. Indonesian Journal of Intellectual Publication, 5(2), 130–137. https://doi.org/10.51577/IJIPUBLICATION.V5I2.660
Waluyo, S., & Waluyo, S. D. (2025). KEBIJAKAN MAKANAN BERGIZI GRATIS: TINJAUAN EKONOMI POLITIK DALAM KESEJAHTERAAN DAN KETAHANAN PANGAN. Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 12(1), 144–151. https://doi.org/10.25157/dak.v12i1.18223