Junior T. Siahaan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program prioritas Pemerintahan Prabowo-Gibran yang dirancang untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak dan kelompok rentan di Indonesia, termasuk siswa sekolah. Program yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto tersebut merupakan investasi jangka panjang yang penting bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Program MBG telah resmi dimulai pada awal tahun 2025, program ini mendistribusikan makanan bergizi tanpa biaya dengan tujuan menurunkan tingkat stunting, mendukung pertumbuhan anak, dan mendorong perekonomian daerah melalui keterlibatan petani dan pelaku usaha lokal. Program MBG juga telah membuka lapangan pekerjaan dan kesempatan pada Tahun 2025 kepada Masyarakat usia muda lulusan sarjana sebanyak 30.000 peserta sebagai Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia yang bernaung dibawah Badan Gizi Nasional (BGN).
Dalam lima tahun mendatang, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan menjadi pilar utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Melalui pemberian makanan bergizi secara konsisten kepada pelajar, balita, serta ibu hamil dan menyusui, program ini ditujukan untuk secara drastis menurunkan angka stunting dan mendorong kesehatan anak-anak sejak usia dini. Di samping itu, MBG juga diyakini akan meningkatkan kehadiran siswa di sekolah dan membantu mereka lebih fokus dalam belajar, sehingga berdampak positif pada prestasi akademik. Upaya perbaikan gizi ini dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Tak hanya berdampak pada sektor kesehatan dan pendidikan, MBG juga diposisikan sebagai penggerak ekonomi lokal dengan melibatkan petani, pelaku UMKM, dan dapur komunitas sebagai bagian dari rantai suplai. Dalam lima tahun ke depan, program ini diperkirakan akan membuka peluang kerja baru dalam jumlah besar di sektor pangan dan pertanian, serta memperkuat ketahanan pangan nasional. Keberadaan Badan Gizi Nasional diharapkan mampu memperbaiki tata kelola dan pengawasan kualitas makanan agar berjalan lebih terstruktur dan efektif. Dengan pelaksanaan yang transparan dan partisipasi aktif masyarakat, MBG berpotensi menjadi pondasi kuat dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, yang ditandai oleh lahirnya generasi unggul, sehat, dan kompetitif secara global.
Keberhasilan program serupa di berbagai negara menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. Di Jepang, hampir semua sekolah dasar dan sebagian besar sekolah menengah pertama menyediakan makan siang bergizi yang direncanakan oleh ahli gizi. Program ini tidak hanya memastikan asupan nutrisi yang seimbang bagi siswa tetapi juga mengajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab dan kerja sama, karena siswa turut serta dalam penyajian makanan. Studi menunjukkan bahwa program ini berkontribusi pada pola makan yang lebih sehat dan peningkatan konsentrasi siswa di kelas.
Ada juga Ghana School Feeding Programme yang diluncurkan pada tahun 2005, program ini telah memberikan makanan gratis kepada sekitar 1,69 juta anak di sekolah dasar dan taman kanak-kanak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi sekolah, mengurangi kelaparan dan malnutrisi jangka pendek, serta meningkatkan produksi pangan domestik. Program ini juga menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 34.000 koki dan katering, sebagian besar perempuan, yang membantu mendukung perekonomian lokal.
Dan Selandia Baru, program yang sama disebut Ka Ora, Ka Ako telah berlangsung sejak pada tahun 2020. Program ini telah memberikan makan siang gratis kepada lebih dari 220.000 siswa di 989 sekolah, mencakup sekitar 25% dari seluruh siswa di negara tersebut. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam akses makanan bergizi dan telah mendapatkan dukungan luas dari masyarakat.
Dengan optimisme yang besar, MBG tidak sekedar menjadi program populis dalam rangka politis. Program Makan Bergizi Gratis menjadi investasi jangka Panjang untuk mewujudkan sumber daya manusia yang handal bagi Republik Indonesia dalam menyongsong Indonesia emas tahun 2045.